Anavel, atau Junisen Young Lo, kini jadi sorotan usai resmi bergabung dengan Bigetron Esports di ajang MPL Indonesia Season 15. Mantan jungler EVOS ini menggantikan posisi SuperKenn dan langsung jadi perbincangan publik karena performanya yang sempat naik-turun di awal musim.
Kepindahan ke tim besar seperti Bigetron tentu membawa tantangan tersendiri. Lingkungan baru, ekspektasi tinggi, serta tekanan publik menjadi faktor yang cukup memengaruhi mental seorang pemain bahkan untuk pemain sekelas Anavel.
Performa dan Adaptasi di Tim Merah
Sejak mengenakan jersey Bigetron, Anavel menunjukkan progres signifikan. Di minggu keempat MPL ID S15, tim Merah mencatatkan hasil impresif dengan mengalahkan dua lawan kuat: Team Liquid ID dan RRQ Hoshi. Chemistry antar pemain pun tampak makin solid, terutama dengan gaya baru mereka yang identik dengan warna merah.
Baca juga : Kode Redeem ML 22 April 2025: Klaim Hadiah Skin, Fragment, dan Item Gratis Sekarang!
Meski begitu, kabar soal Anavel "kena mental" sempat ramai dibicarakan. Banyak fans yang mempertanyakan apakah ia sanggup menanggung beban sebagai jungler utama di tim barunya.
Klarifikasi Langsung dari Anavel
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Dunia Games, Anavel mengakui bahwa ia memang sempat mengalami tekanan mental di awal kepindahannya ke Bigetron.
“(Benar) kena (mental), tapi hanya di awal (bergabung) saja,” ungkapnya.
Namun seiring waktu, Anavel mulai berdamai dengan situasi. Ia menilai tekanan dari luar justru menjadi motivasi untuk berkembang dan memperkuat mentalnya.
“Sekarang saya merasa (hujatan) itu adalah bagian (dari) proses (karier). Mau hujatannya seperti ini, seperti itu (saya) tetap fokus sama diri sendiri,” lanjutnya.
Nyaman dan Kompak di Tengah Musim
Kini, setelah melewati setengah musim bersama Bigetron, Anavel mengaku sudah merasa nyaman dan lebih menyatu dengan tim. Komunikasi, kerja sama, hingga pembangunan chemistry berjalan lancar, mirip dengan pengalaman yang pernah ia rasakan saat masih di EVOS.
“Sudah, dari segi bonding, ngobrol, bertukar pikiran, pendekatan, bangun kemistri sudah (seperti di EVOS),” tutupnya.